Rusidah Seorang Fotografer Yang Cacat Fisik

PURWOREJO - Kondisi cacat fisik tidak menghalangi seseorang untuk tetap mampu berkarya, sekaligus mencukupi kebutuhan keluarganya.

Seperti yang dialami ibu satu anak di Desa Botodaleman, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo ini, kendati menderita cacat di kedua tangannya perempuan ini teryata cukup mahir mejadi seorang fotografer.

Saat ditemui di kediamannya, Rusidah mengaku cacat di kedua tangan sudah dideranya sejak lahir. Namun dengan ketekunan dan keinginannya untuk menafkahkan keluarga, Rusdiah akhirnya mampu membantu sang suami, Suradi, yang sehari hari berjualan es cream.

Dengan kamera DSLR  dan lampu blitz miliknya, perempuan kelahiran 1968 ini setiap harinya berkeliling dengan berjalan kaki menyusuri kampung kampung yang ada di Purworejo, Jawa Tengah.

Hujan dan teriknya matahari tak lagi menjadi rintangan bagi perempuan yang bercita cita ingin memiliki sebuah studio foto di rumahnya. Tak jarang kata olokan sering terdengar dari jalan yang dilalui, namun hal itu tak membuat perempuan 36 tahun ini patah arang malah sebaliknya.

Penghasilannya sebagai tukang foto keliling memang tak menentu setiap harinya. Bahkan terkadang setelah seharian menempuh perjalanan jauh sekalipun, tak seorang pelanggan pun yang meminta jasanya memfoto.

Namun berkat keuletan dan kemahirannya memfoto dengan hasil yang tidak mengecewakan, banyak sekolah maupun instansi yang ada di Kabupaten Purworejo meminta bantuannya untuk mengabadikan moment yang berlangsung.

Bahkan tak sedikit juga tetangga ataupun kenalannya yang memintanya memotret acara pernikahan dan ulang tahun. Untuk tarif, Rusidah hanya mematok harga sebesar Rp125 ribu per rol filmnya. Sedangkan untuk foto sekali jepret, ibu dari Nugroho ini hanya mematok Rp5.000 per foto.

Sebuah pengalaman unik dan lucu yang selalu dialaminya yakni saat hendak memoto anak kecil. Mereka tiba tiba saja menangis lantaran takut sang juru fotonya mempunyai cacat pada kedua tangannya, meski demikian Rusidah makin berbesar hati, tak jarang wanita ini pun turut membantu sang ibu untuk menenangkan anaknya.

Dia menceritakan, kemampuannya menjadi seorang fotografer berawal dari kekagumnya melihat seorang teman yang juga memiliki keterbatasan fisik sepertinya yang sangat mahir memfoto.

Akhirnya setelah lulus SMA, Rusidah memutuskan mengambil jurusan fotografi pada sebuah pusat rehabilitasi di Kota Solo. Setelah lulus pada 1992 lalu dengan nilai cukup memuaskan, Rusidah lalu mulai menekuni usaha fotogarfi ini hingga sekarang.

Satu keinginan yang ingin segera diwujudkannya saat ini adalah membangun studio foto dan memotret kegiatan Kepresidenan. 

sumber:http://news.okezone.com/read/2012/02/08/340/572180/cacat-fisik-tak-surutkan-rusidah-jadi-fotografer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar