Al-Hamdulillah. Sesungguhnya di antara pondasi ajaran Islam adalah mengimani
hikmah Rabb Subhanahu wa Ta'ala dalam penciptaan dan syariat-Nya. Dalam arti,
bahwa Allah tidak akan menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Allah juga tidak
akan mensyariatkan sesutu yang tidak memiliki kemaslahatan bagi hamba-hamba-Nya.
Segala yang ada adalah di bawah kekuasaan dan kehendak-Nya. Allah berfirman:
"Allah menciptakan segala sesuatu.."
(Az-Zumar : 65)
Di antara konsekuensi kebijaksanaan Allah
adalah diciptakannya hal-hal yang saling berlawanan. Allah menciptakan para
malaikat dan syetan, siang dan malam, baik dan buruk, bagus dan jelek, keburukan
dan kebaikan, menciptakan perbedaan dan keberpautan antara sesama hamba-nya
pada akal dan tubuhnya juga dalam kekuatan mereka. Allah juga menciptakan
di antara mereka ada yang kaya dan miskin, sekat dan sakit, berakal dan bodoh.
Di antara hikmah dalam penciptaan Allah bahwa Allah akan memberi cobaan kepada
mereka, dan menjadikan sebagian mereka sebagai cobaan bagi yang lain. Agar
menjadi jelas siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur kepada-Nya. Allah
berfirman:
"Bukankah telah datang atas manusia
satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat
disebut Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena
itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat Sesungguhnya Kami telah menunjukinya
jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir…" (Al-Insan
: 1-3)
Juga firman Allah:
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya
Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun…" (Al-Mulk : 1)
Seorang mukmin yang sehat bila melihat orang
yang cacat akan dapat mengetahui kenikmatan Allah dan bersyukur atas nikmat
tersebut, memohon kepada Allah untuk memberinya keselamatan. Ia juga tahu
bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Para hamba tidak akan mampu menguasai hikmah dari semua itu. Allah tidak bisa ditanya tentang apa yang Dia perbuat, justru mereka yang akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan mereka. Segala hikmah Allah yang kita ketahui dari Rabb kita harus kita imani. Dan yang tidak mampu kita ketahui, kita serahkan kepada Rabb kita. Allah lebih mengetahui dan lebih bijaksana. Kita hanya memiliki ilmu yang Allah ajarkan kepada kita, dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.
sumber:http://islamqa.info/id/ref/7951
Tidak ada komentar:
Posting Komentar